KebunEmas.com

Rabu, Agustus 05, 2009

siapa bilang rasulullah miskin

mungkin hasil "penafsiran" saya kali ini banyak yang menentang...tapi saya yakin kok ..setelah menentang baru mikir benar juga ya.... saya harap demikian... :)

Begini...
ternyata Rasulullah tidak miskin harta..seperti yang sering diperdengarkan pada caramah-caramah yang membahas tentang kehidupan beliau

dikatakan...beliau makan gandum kualitas terburuk yang ada, kurma juga demikian...tidur beralaskan pelepah daun kurma... dan sederetan fakta-fakta yang menyatakan bahwa beliu miskin...

pernahkah kita melihat seorang yang kaya bergelimang harta makan ikan asin..dikarenakan dia menginginkan memakannya pada hari itu... dapatkan kita katakan dia seorang yang miskin padahal uang di ATM nya melimpah....

contoh lain cari aja sendiri...

Rasulullah "ATM" tak terhingga... mau gunung uhud jadi emas... atau perang tanpa terluka dengan menurunkan pasukan malaikat...
bukan hanya punya harta tak terbatas tapi juga kekuasaan luar biasa... sampai-sampai malaikat pun tunduk....

jadi saya tidak mengerti mengapa Rasulullah di image kan sebagai seorang yang miskin..

nah miskinnya ini lah yang banyak di tiru oleh umatnya...akibat salah sangka...
siapa yang membuat kesalah sangkaan seperti ini....mungkin yang membaca tulisan ini bisa langsung menjawabnya......

demikian.... salam suksesuntukkita.....
wassalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh

4 komentar:

  1. sangat mudah bagi Rasulullah untuk mendapatkan segala kekayaan dan segala kelebihan, tapi itulah Rasullullah yang lebih menyukai kesederhanaan, dan hamba yang selalu bersyukur dengan apa yang ada pada beliau. Aku gin kada setuju Rasullullah itu disebut miskin, kada pantas beliau disebut miskin dengan segala kelebihan beliau...

    BalasHapus
  2. Inilah kelemahan umat Islam yang lebih memahami keberadaan Muhammad SAW

    secara parsial. Sejarah membuktikan bahwa sesungguhnya Rasulullah adalah

    seorang pebisnis ulung.



    Ayahnya wafat saat dalam kandungan dan ibunya juga wafat saat usianya

    masih balita. Di usia 7 tahun beliau memulai berbisnis dengan usaha manajemen

    (menggembalakan) kambing milik para investor (kabilah). Lima tahun kemudian

    beliau memulai perjalanan bisnisnya ke Negeri Syam yang berjarak lebih dari

    1.000 km dari tempat tinggal beliau. Dari pengalaman menjual barang-barang

    dagangan para khalifah tersebut, beliau boleh dibilang sukses. Etos kerja yang kian

    tinggi serta kredibilitas (Al-Amin) beliau menjadikannya pebisnis yang (hampir)

    selalu beruntung. Hal itu menyebabkan banyak investor (pemimpin kabilah) yang

    kemudian menitipkan uangnya kepada Rasulullah.



    Pada usia 20an, beliau menikah dengan sesama pebisnis, Siti Khadijah, yang

    juga dikenal cukup sukses. Mahar kawin yang beliau serahkan adalah 20 ekor unta

    (saya agak lupa, mungkin sekitar 20-25). Kalau dimisalkan 1 ekor unta senilai Rp

    10 juta, maka mahar beliau saat itu sekitar Rp 200 juta. Jaman sekarang pun amat

    sangat jarang ditemukan pemuda yang menikah dengan mahar sebesar Rp 200

    juta. Apalagi, kalau diumpamakan bahwa unta saat itu senilai dengan sebuah

    mobil, maka mahar yang beliau berikan setara dengan 20 mobil. Sungguh hebat.

    Hanya saja, kemudian Rasulullah memang memberikan hartanya untuk

    kepentingan umat. Konon, setiap tahunnya beliau malah menyumbangkan tak

    kurang dari 600 ekor unta. Rasulullah adalah seorang yang kaya raya. Hanya saja,

    kekayaan yang diraihnya betul-betul melalui jalan yang halal dan ridho. Beliau

    juga senantiasa menjaga kredibilitas dan menyalurkan kembali kekayaan beliau

    sebagai jalan penolong bagi orang-orang yang lemah di sekitarnya.



    Jadi, siapa bilang miskin dan melarat itu mencontoh Rasulullah?

    BalasHapus

silakan komentar anda..