mungkin hasil "penafsiran" saya kali ini banyak yang menentang...tapi saya yakin kok ..setelah menentang baru mikir benar juga ya.... saya harap demikian... :)
Begini...
ternyata Rasulullah tidak miskin harta..seperti yang sering diperdengarkan pada caramah-caramah yang membahas tentang kehidupan beliau
dikatakan...beliau makan gandum kualitas terburuk yang ada, kurma juga demikian...tidur beralaskan pelepah daun kurma... dan sederetan fakta-fakta yang menyatakan bahwa beliu miskin...
pernahkah kita melihat seorang yang kaya bergelimang harta makan ikan asin..dikarenakan dia menginginkan memakannya pada hari itu... dapatkan kita katakan dia seorang yang miskin padahal uang di ATM nya melimpah....
contoh lain cari aja sendiri...
Rasulullah "ATM" tak terhingga... mau gunung uhud jadi emas... atau perang tanpa terluka dengan menurunkan pasukan malaikat...
bukan hanya punya harta tak terbatas tapi juga kekuasaan luar biasa... sampai-sampai malaikat pun tunduk....
jadi saya tidak mengerti mengapa Rasulullah di image kan sebagai seorang yang miskin..
nah miskinnya ini lah yang banyak di tiru oleh umatnya...akibat salah sangka...
siapa yang membuat kesalah sangkaan seperti ini....mungkin yang membaca tulisan ini bisa langsung menjawabnya......
demikian.... salam suksesuntukkita.....
wassalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh
Rabu, Agustus 05, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sangat mudah bagi Rasulullah untuk mendapatkan segala kekayaan dan segala kelebihan, tapi itulah Rasullullah yang lebih menyukai kesederhanaan, dan hamba yang selalu bersyukur dengan apa yang ada pada beliau. Aku gin kada setuju Rasullullah itu disebut miskin, kada pantas beliau disebut miskin dengan segala kelebihan beliau...
BalasHapussalut lawan guru ni ...
BalasHapussetuju... itu maksudnya nang ai..
BalasHapusInilah kelemahan umat Islam yang lebih memahami keberadaan Muhammad SAW
BalasHapussecara parsial. Sejarah membuktikan bahwa sesungguhnya Rasulullah adalah
seorang pebisnis ulung.
Ayahnya wafat saat dalam kandungan dan ibunya juga wafat saat usianya
masih balita. Di usia 7 tahun beliau memulai berbisnis dengan usaha manajemen
(menggembalakan) kambing milik para investor (kabilah). Lima tahun kemudian
beliau memulai perjalanan bisnisnya ke Negeri Syam yang berjarak lebih dari
1.000 km dari tempat tinggal beliau. Dari pengalaman menjual barang-barang
dagangan para khalifah tersebut, beliau boleh dibilang sukses. Etos kerja yang kian
tinggi serta kredibilitas (Al-Amin) beliau menjadikannya pebisnis yang (hampir)
selalu beruntung. Hal itu menyebabkan banyak investor (pemimpin kabilah) yang
kemudian menitipkan uangnya kepada Rasulullah.
Pada usia 20an, beliau menikah dengan sesama pebisnis, Siti Khadijah, yang
juga dikenal cukup sukses. Mahar kawin yang beliau serahkan adalah 20 ekor unta
(saya agak lupa, mungkin sekitar 20-25). Kalau dimisalkan 1 ekor unta senilai Rp
10 juta, maka mahar beliau saat itu sekitar Rp 200 juta. Jaman sekarang pun amat
sangat jarang ditemukan pemuda yang menikah dengan mahar sebesar Rp 200
juta. Apalagi, kalau diumpamakan bahwa unta saat itu senilai dengan sebuah
mobil, maka mahar yang beliau berikan setara dengan 20 mobil. Sungguh hebat.
Hanya saja, kemudian Rasulullah memang memberikan hartanya untuk
kepentingan umat. Konon, setiap tahunnya beliau malah menyumbangkan tak
kurang dari 600 ekor unta. Rasulullah adalah seorang yang kaya raya. Hanya saja,
kekayaan yang diraihnya betul-betul melalui jalan yang halal dan ridho. Beliau
juga senantiasa menjaga kredibilitas dan menyalurkan kembali kekayaan beliau
sebagai jalan penolong bagi orang-orang yang lemah di sekitarnya.
Jadi, siapa bilang miskin dan melarat itu mencontoh Rasulullah?